Sabar itu INDAH...Sebaik - baiknya teman duduk adalah BUKU...(RDC.IS) RDC.Is: March 2013





Pemeriksaan-Makroskopik-Mikroskopik


Pemeriksaan Makroskopik, Mikroskopik 
     Dikenal pemeriksaan urin rutin dan lengkap. Yang dimaksud dengan pemeriksaan urin rutin adalah pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia urine yang meliputi pemeriksaan protein dan glukosa.
Sedangkan yang dimaksud dengan pemeriksaan urine lengkap adalah pemeriksaan urine rutin yang dilengkapi dengan pemeriksaan benda keton, bilirubin,urobilinogen, darah samar dan nitrit.
  • Pemeriksaan Makroskopik Urine
     Yang diperiksa adalah volume, warna, kejernihan, berat jenis, bau dan pH urine. Pengukuran volume urine berguna untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kwantitatif atau semi kwantitatif suatu zat dalam urine dan untuk menentukan kelainan dalam keseimbangan cairan badan.
Pengukuran volume urine yang dikerjakan bersama dengan berat jenis urine bermanfaat untuk menentukan gangguan faal ginjal.

Volume Urine
     Banyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urine seperti umur, berat badan, jenis kelamin, makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata didaerah tropik volume urine dalam 24 jam antara 800--1300 ml untuk orang dewasa.
Bila didapatkan volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka keadaan itu disebut poliuri. Poliuri ini mungkin terjadi pada keadaan fisiologik seperti pemasukan cairan yang berlebihan, nervositas, minuman yang mempunyai efek diuretika. Selain itu poliuri dapat pula disebabkan oleh perubahan patologik seperti diabetes mellitus, diabetes insipidus, hipertensi, pengeluaran cairan dari edema.
Bila volume urine selama 24 jam 300-750 ml maka keadaan ini dikatakan oliguri. Keadaan ini mungkin didapat pada diare, muntah - muntah, deman edema, nefritis menahun.
Anuri adalah suatu keadaan dimana jumlah urine selama 24 jam kurang dari 300 ml. Hal ini mungkin dijumpai pada shock dan kegagalan ginjal. Jumlah urin siang 12 jam dalam keadaan normal 2 sampai 4 kali lebih banyak dari urin malam 12 jam. Bila perbandingan tersebut terbalik disebut nokturia, seperti didapat pada diabetes mellitus.

Warna Urine
      Pemeriksaan terhadap warna urine mempunyai makna karena kadang-kadang dapat menunjukkan kelainan klinik. Warna urine di nyatakan dengan tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning tua, kuning bercampur merah, merah, coklat, hijau, putih susu dan sebagainya.
Warna urine dipengaruhi oleh kepekatan urin, obat yang di minum maupun makanan. Pada umumnya warna di tentukan oleh kepekatan urin, makin banyak diuresa makin muda warna urin itu.
Warna normal urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua yang disebabkan oleh beberapa macam zat warna seperti urochrom, urobilin dan porphyrin. Bila didapatkan perubahan warna mungkin disebabkan oleh zat warna yang normal ada dalam jumlah besar, seperti urobilin menyebabkan warna coklat.
Disamping itu perlu dipertimbangkan kemungkinan adanya zat warna abnormal, seperti hemoglobin yang menyebabkan warna merah dan bilirubin yang menyebabkan warna coklat. Warna urine yang dapat disebabkan oleh jenis makanan atau obat yang diberikan kepada orang sakit seperti obat dirivat fenol yang memberikan warna coklat kehitaman pada urine.
     Kejernihan dinyatakan dengan salah satu pendapat seperti jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh. Biasanya urine segar pada orang normal jernih.
Kekeruhan ringan disebut nubecula yang terdiri dari lendir, sel epitel dan leukosit yang lambat laun mengendap. Dapat pula disebabkan oleh urat amorf, fosfat amorf yang mengendap dan bakteri dari botol penampung. Urine yang telah keruh pada waktu dikeluarkan dapat disebabkan oleh chilus, bakteri, sedimen seperti epitel, leukosit dan eritrosit dalam jumlah banyak.

Berat Jenis Urin
      Pemeriksaan berat jenis urine bertalian dengan faal pemekatan ginjal, dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan memakai falling drop, gravimetri, menggunakan pikno meter, refraktometer dan reagens 'pita'.
Berat jenis urin sewaktu pada orang normal antara 1,003 - 1,030 . Berat jenis urin herhubungan erat dengan diuresa, makin besar diuresa makin rendah berat jenisnya dan sebaliknya. Makin pekat urine makin tinggi berat jenisnya, jadi berat jenis bertalian dengan faal pemekat ginjal. Urin sewaktu yang mempunyai berat jenis 1,020 atau lebih, menunjukkan bahwa faal pemekat ginjal baik. Keadaan ini dapat dijumpai pada penderita dengan demam dan dehidrasi. Sedangkan berat jenis urin kurang dari 1,009 dapat disebabkan oleh intake cairan yang berlebihan, hipotermi, alkalosis dan kegagalan ginjal yang menahun.

Bau Urine
    Untuk menilai bau urin dipakai urin segar, yang perlu diperhatikan adalah bau yang abnormal. Bau urine normal disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap. Bau yang berlainan dapat disebabkan oleh makanan seperti jengkol, petai, obat-obatan seperti mentol, bau buah-buahan seperti pada ketonuria. Bau amoniak disebabkan perombakan ureum oleh bakteri dan biasanya terjadi pada urine yang dibiarkan tanpa pengawet. Adanya urin yang berbau busuk dari semula dapat berasal dari perombakan protein dalam saluran kemih umpamanya pada karsinoma saluran kemih.

PH Urine
      Penetapan pH diperlukan pada gangguan keseimbangan asam basa, kerena dapat memberi kesan tentang keadaan dalam badan. pH urine normal berkisar antara 4,5 - 8,0 . Selain itu penetapan pH pada infeksi saluran kemih dapat memberi petunjuk ke arah etiologi. Pada infeksi oleh Escherichia coli biasanya urine bereaksi asam, sedangkan pada infeksi dengan kuman Proteus yang dapat merombak ureum menjadi amoniak akan menyebabkan urin bersifat basa. Dalam pengobatan batu karbonat atau kalsium fosfat urine dipertahankan asam, sedangkan untuk mencegah terbentuknya batu urat atau oksalat pH urine sebaiknya dipertahankan basa.

  • Pemeriksaan Mikroskopik Urine
      Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikroskopik urine yaitu pemeriksaan sedimen urine.
 Ini penting untuk mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih serta berat ringannya penyakit.Urine yang dipakai ialah urin sewaktu yang segar atau urine yang dikumpulkan dengan pengawet formalin.

Pemeriksaan sedimen dilakukan dengan memakai lensa objektif kecil (10X) yang dinamakan lapangan penglihatan kecil atau LPK.Selain itu dipakai lensa objektif besar (40X) yang dinamakan lapangan penglihatan besar atau LPB.
Jumlah unsur sedimen bermakna di laporkan secara semi kuantitatif,yaitu : Jumlah rata-rata per LPK untuk silinder dan per LPB untuk eritrosit dan leukosit.
Unsur sedimen yang kurang bermakna seperti epitel atau kristal cukup dilaporkan dengan :
 + (ada),
 ++ (banyak)
 +++ (banyak sekali).

Unsur sedimen dibagi atas dua golongan yaitu :
* unsur organik
* non organik.

Unsur organik berasal dari sesuatu organ atau jaringan antara lain epitel, eritrosit, leukosit, silinder, potongan jaringan,sperma, bakteri, parasit dan yang non organik tidak berasal dari sesuatu organ atau jaringan.seperti urat amorf dan kristal
Eritrosit atau Leukosit didalam sedimen urine mungkin terdapat dalam urin wanita yang haid atau berasal dari saluran kernih.
Dalam keadaan normal tidak dijumpai eritrosit dalam sedimen urin, sedangkan Leukosit hanya terdapat 0 - 5/LPK dan pada wanita dapat pula karena kontaminasi dari genitalia.
Adanya eritrosit dalam urine disebut hematuria.
Hematuria dapat disebabkan oleh perdarahan dalam saluran kemih, seperti infark ginjal, nephrolithiasis, infeksi saluran kemih dan pada penyakit dengan diatesa hemoragik.

Terdapatnya Leukosit dalam jumlah banyak di urin disebut piuria.
Keadaan ini sering dijumpai pada infeksi saluran kemih atau kontaminasi dengan sekret vagina pada penderita dengan fluor albus
Epitel merupakan unsur sedimen organik yang dalam keadaan normal didapatkan dalam sedimen urin.Dalam keadaan patologik jumlah epitel ini dapat meningkat, seperti pada infeksi,radang dan batu dalam saluran kemih.

Pada sindroma nefrotik di dalam sedimen urin mungkin didapatkan oval fat bodies. Ini merupakan epitel tubuli ginjal yang telah mengalami degenerasi lemak, dapat dilihat dengan memakai zat warna Sudan III/IV atau diperiksa dengan menggunakan mikroskop polarisasi.
Kristal dalam urin tidak ada hubungan langsung dengan batu didalam saluran kemih.

Kristal asam urat, kalsium oksalat, triple fosfat dan bahan amorf merupakan kristal yang sering ditemukan dalam sedimen dan tidak mempunyai arti, karena kristal-kristal itu merupakan hasil metabolisme yang normal.Terdapatnya unsur tersebut tergantung dari jenis makanan, banyak makanan, kecepatan metabolisme dan kepekatan urine.
Disamping itu mungkin didapatkan kristal lain yang berasal dari obat -obatan atau kristal-kristal lain seperti kristal tirosin, kristal leucin.
Silinder adalah endapan protein yang terbentuk didalam tubulus ginjal, mempunyai matrix berupa glikoprotein (protein Tamm Horsfall) dan kadang-kadang dipermukaannya terdapat leukosit, eritrosit dan epitel.Pembentukan silinder dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain osmolalitas, volume, pH dan adanya glikoprotein yang disekresi oleh tubuli ginjal.

Dikenal bermacam-macam silinder yang berhubungan dengan berat ringannya penyakit ginjal. Banyak peneliti setuju bahwa dalam keadaan normal bisa didapatkan sedikit eritrosit, lekosit dan silinder hialin. Terdapatnya silinder seluler seperti silinder lekosit, silinder eritrosit, silinder epitel dan sunder berbutir selalu menunjukkan penyakit yang serius.
Pada pielonefritis dapat dijumpai silinder lekosit dan pada glomerulonefritis akut dapat ditemukan silinder eritrosit.
Sedangkan pada penyakit ginjal yang berjalan lanjut didapat silinder berbutir dan silinder lilin.

  • Pemeriksaan Warna Urine
Warna urine normal adalah kuning muda atau kuning jerami, jernih. Pada produksi urine yang banyak, berat jenisnya antara 1.015 - 1.030 tergantung pada konsentrasi bahan solid yang larut dalam urine. bila produksi urine sedikit, maka urine menjadi pekat dan berat jenisnya naik, sedangkan warnanya lebih gelap. bila berat jenisnya turun, berarti urine lebih encer dan menjadi tidak bewarna, seperti yang terjadi pada diabetes insipidus.

Urine normal agak asam atau pH nya kurang dari 7. Urine normal mengandung urea, kreatinin, asam urat, garam, pigmen empedu, dan asam oksalat. bila urine normal ini disimpan, maka akan bereaksi menjadi bersifat alkalis, karena urea diubah menjadi amonia. Urine dikatakan tidak normal apabila mengandung albumin, gula, aseton, nanah, ataupun butir darah, serta kast positif. Dalam keadaan normal, seseorang akan membuang air kecil setiap 3 - 4 jam.

1. Warna Merah :
- Ada hemonglobin, mioglobin dan porfirin ( berarti ada perdarahan saluran kencing ).
- Oleh karena obat tertentu.
- Karena zat warna dari makanan tertentu, misal biet, senna, robarber.

2. Warna Jingga :
- Zat warna empedu.
-Karena obat-obat: antiseptic saluran kencing, pyridium, dan obat fenothiazin.

3. Warna Kuning :
- Urine pekat.
- Keberadaan urobilin dan bilirubin.
- Obat preparat vitamin dan obat psikoaktif.

4. Warna Hijau :
- Keberadaan biliverdin.
- Keradaan bakteri pseudomonas
- Obat preparat vitamin dan obat psikoaktif.

5. Warna Biru
   karena patologis Deuretika tertentu.

6. Warna Coklat :
- Keberadaan hematin asam, mioglobin dan zat warna empedu
- Obat-obat nitrofurantioin, levodova.

7. Warna Hitam/ hampir hitam :
Keberadaan melanin, kaskara, senyawa besi dan fenol.
- Obat levodova, kaskara, senyawa besi dan fenol .

Urine yang berwarna coklat disertai buih biasanya disebabkan oleh penyakit liver atau saluran empedu. Pemeriksaan urine di bawah mikroskop dilakukan untuk mengetahui apakah ada butir darah merah maupun butir darah putih, sel epithel, bakteri, jamur, dan kristal.

SAMPLE URINE
  • Pemilihan jenis sampel urine.
Tehnik pengumpulan sampai dengan pemeriksaan harus dilakukan dengan prosedur yang benar.

Jenis sampel urine :
1. Urine sewaktu / urine acak (random).

Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan secara khusus.
Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin.

2. Urine pagi

Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum makan atau menelan cairan apapun.
Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsur - unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan berdasarkan adanya HCG (human chorionic gonadothropin) dalam urine.

3. Urine tampung 24 jam

Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus -menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah.
Urine jenis ini biasanya digunakan untuk analisa kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb.
Urine dikumpulkan dalam suatu botol besar ber volume 1.5 liter dan biasanya dibubuhi bahan pengawet, misalnya toluene.

Wadah Spesimen
Wadah untuk menampung spesimen urine sebaiknya terbuat dari bahan plastik, tidak mudah pecah, bermulut lebar, dapat menampung 10-15 ml urine dan dapat ditutup dengan rapat. Selain itu juga harus bersih, kering, tidak mengandung bahan yang dapat mengubah komposisi zat-zat yang terdapat dalam urine.

Prosedur Pengumpulan
Pengambilan spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri (kecuali dalam keadaan yang tidak memungkinkan).
Sebelum pengambilan spesimen, penderita harus diberi penjelasan tentang tata cara pengambilan yang benar.
Spesimen urine yang ideal adalah urine pancaran tengah (midstream), di mana aliran pertama urin dibuang dan aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah yang telah disediakan.
Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis.
Aliran pertama urine berfungsi untuk menyiram sel-sel dan mikroba dari luar uretra agar tidak mencemari spesimen urine.

Sebelum dan sesudah pengumpulan urine, pasien harus mencuci tangan dengan sabun sampai bersih dan mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue. Pasien juga perlu membersihkan daerah genital sebelum berkemih.
Wanita yang sedang haid harus memasukkan tampon yang bersih sebelum menampung spesimen.Pasien yang tidak bisa berkemih sendiri perlu dibantu orang lain (mis. keluarga atau perawat). Orang-orang tersebut harus diberitahu dulu mengenai cara pengumpulan sampel  urine. Pada pasien bayi dipasang kantung penampung urine pada genitalia. Pada kondisi tertentu, urine kateter juga dapat digunakan.

Prosedur ini menyebabkan 1 - 2 % risiko infeksi dan menimbulkan trauma uretra dan kandung kemih. Untuk menampung urine dari kateter, lakukan desinfeksi pada bagian selang kateter dengan menggunakan alkohol 70%.  
Aspirasi urine dengan menggunakan spuit sebanyak 10 - 12 ml.
Masukkan urine ke dalam wadah dan tutup rapat. Segera kirim sampel urine ke laboratorium.

Cara pengumpulan urine 24 jam adalah :  
  • Pada hari pengumpulan, pasien harus membuang urin pagi pertama.
  • Catat tanggal dan waktunya. Semua urine yang dikeluarkan pada periode selanjutnya ditampung.Jika pasien ingin buang air besar, kandung kemih harus di kosongkan terlebih dahulu untuk menghindari kehilangan air seni dan kontaminasi feaces pada sampel urine wanita.
  • Keesokan paginya tepat 24 jam setelah waktu yang tercatat pada wadah, pengumpulan urin di hentikan.Spesimen urine sebaiknya didinginkan selama periode pengumpulan.

Biakan Urine

Spesimen urine apabila ditampung secara benar mempunyai nilai diagnostic yang besar, tetapi bila tercemar oleh kuman yang bersal dari uretra atau peritoneum dapat menyebabkan salah penafsiran. Sampel urine acak cukup baik untuk biakan kuman. Namun, bila spesimen urine acak tidak menunjukkan pertumbuhan, urine pekat atau urine pagi dapat digunakan.
Sampel urine yang dikumpulkan adalah urine midstream clean-catch.

Biakan kuman dengan sampel ini dapat menentukan diagnosis secara teliti pada 80% penderita wanita dan hampir 100% penderita pria, apabila lubang uretra dibersihkan sesuai persyaratan. Urine clean-catch adalah spesimen urin midstream yang dikumpulkan setelah membersihkan meatus uretra eksternal. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk tes biakan kuman (kultur). Sebelum mengumpulkan urine, pasien harus membersihkan daerah genital dengan air bersih atau steril. Jangan gunakan deterjen atau desinfektan.

Tampung urine bagian tengah ke dalam wadah yang steril. Kumpulkan urin menurut volume direkomendasikan, yaitu 20 ml untuk orang dewasa dan 5-10 ml untuk anak-anak. Pada keadaan yang mengharuskan kateter tetap dibiarkan dalam saluran kemih dengan sistem drainase tertutup, urine untuk biakan dapat diperoleh dengan cara melepaskan hubungan antara kateter dengan tabung drainase atau mengambil sampel dari kantung drainase.
Bila tidak memungkinkan memperoleh urine yang dikemihkan atau bila diduga terjadi infeksi dengan kuman anaerob, aspirasi suprapubik merupakan cara penampungan yang paling baik. Spesimen yang menunjukkan pertumbuhan lebih dari satu jenis kuman, dianggap sebagai tercemar, kecuali pada penderita dengan kateter yang menetap.

Cara pengambilan sampel urine clean-catch pada pasien wanita :

Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue. Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan arah dari depan ke belakang. Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan kasa steril yang lain.
Selama proses ini berlangsung, labia harus tetap terbuka dan jari tangan jangan menyentuh daerah yang telah dibersihkan.

Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar wadah. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium.    

Cara pengambilan urine clean-catch pada pasien pria :

Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue. Jika tidak disunat, tarik preputium ke belakang.
Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis.
Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar wadah. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium.
Aspirasi jarum suprapubik transabdominal kandung kemih merupakan cara mendapatkan sampel urine yang paling murni. Pengumpulan urine aspirasi suprapubik harus dilakukan pada kandung kemih yang penuh. Lakukan desinfeksi kulit di daerah suprapubik dengan Povidone iodine 10% kemudian bersihkan sisa Povidone iodine dengan alkohol 70%. Aspirasi urine tepat di titik suprapubik dengan menggunakan spuit Diambil urine sebanyak ± 20 ml dengan cara aseptik/suci hama (dilakukan oleh petugas yang berkompenten). Masukkan urine ke dalam wadah yang steril dan tutup rapat. Segera dikirim ke laboratorium.













SUMBER PUSTAKA : Ensiklopedi indonesia ,Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas  depkes 1991 ,Dan berbagai Sumber  , http://ahdc.vet.cornell.edu/clinpath/modules/ua-sed/ua-intro.htm

Pemeriksaan kimia Urine


  • A. Esbach
      Adalah pemeriksaan kuantitatif albumin dalam urine dengan cara mencampurkan larutan asam pikrat 1% dalam air dan larutan asam sitrat 2% dalam air dengan urine. Hasil positif di lihat dengan adanya kekeruhan dan tingkat kekeruhan sesuai dengan kuantitatif protein.

Pemeriksaan PH urine
Prinsip : Perubahan warna pada kertas lakmus bila dalam keadaan keasaman tertentu
Hasil :
  1. Reaksi urine asam : jika lakmus biru berubah jadi merah
  2. Reaksi urine basa : jika lakmus merah berubah jadi biru
  3. Reaksi urine netral : jika lakmus merah / biru , tidak berubah warna

  • B. PEMERIKSAAN PROTEIN
Pemanasan dengan Asam Asetat: 
  1. Masukkan urin yang akan diperiksa ke dalam tabung reaksi sampai 2/3 tabung penuh.
  2. Dengan memegang tabung reaksi tersebut pada ujung bawah, lapisan atas urin itu dipanasi diatas nyala api sampai mendidih selama 30 menit. 
  3. Perhatikan terjadinya kekeruhan di lapisan atas urine itu, dengan membandingkan jernihnya dengan bagian bawah yang tidak dipanasi. Jika terjadi kekeruhan, mungkin ia di sebabkan oleh protein, tetapi mungkin juga disebabkan oleh kalsium pospat / kalsium karbonat. 
  4. Kemudian teteskan kedalam urine yang masih panas itu 3-5 tetes larutan. Asam asetat 6%. Jika kekeruhan itu tetap / bertambah keruh berarti tes protein Positif. 
  5. Panasilah sekali lagi lapisan atas itu sampai mendidih & kemudian berilah penilaian semi kuantitatif kepada hasilnya.
Penilaian Hasil:
  1.  -    : tidak ada kekeruhan.
  2. +    : kekeruhan ringan tanpa butir-butir (0,01-0,05%).
  3. ++  :  kekeruhan mudah di lihat & nampak butir-butir dalam kekeruhan tersebut (0,05-0,2%).
  4. +++ : urine jelas keruh dan kekeruhan berkeping-keping (0,2-0,5%).
  5. ++++  :  sangat keruh dan bergumpal / memadat (>0,5%).
  • C. PEMERIKSAAN REDUKSI
Tujuan : Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya glukosa dalam urine .
Reagensia : (spt : benedict, fehling, nylander).
Penilaian Hasil :
  1. Dinyatakan negative (-) apabila tidak ada perubahan warna, tetap biru sedikit kehijauan (tidak ada glukosa).
  2. Positif 1 (+) : warna hijau kekuningan dan keruh (terdapat 0,5-1% glukosa).
  3. Positif 2 (++) : warna kuning keruh (terdapat 1-1,5% glukosa).
  4. Posistif 3 (+++) : warna jingga, seperti lumpur keruh (2-3,5% glukosa). 
  5. Positif 4 (++++) : merah keruh (> 3,5% glukosa).
Normal : urine reduksi negative.
Reduksi positif dalam urine menunjukkan adanya hiperglikemia di atas 170 mg%, karena nilai ambang batas ginjal untuk absorbs glukosa adalah 170 mg%.
Reduksi positif di sertai hiperglikemia menandakan adanya penyakit diabetes mellitus.
  • D. PEMERIKSAAN BILIRUBIN
Dapat menggunakan reaksi diazo (dengan tablet atau dipstick), atau uji Fouchet (Harison spot test) dengan feri klorida asam (FeCl2).
Uji bilirubinuria dengan reaksi diazo banyak dipakai karena lebih praktis dan lebih sensitif. Di antara dua macam uji diazo, uji tablet (mis. tablet Ictotest) lebih sensitif daripada dipstick.

Reaksi diazo.
1. Kumpulkan spesimen urin pagi atau urine sewaktu/acak (random).
2. Celupkan stik reagen (dipstick) atau tablet Ictotest. Tunggu 30 detik, lalu bandingkan warnanya dengan bagian warna pada botol reagen.
Pembacaan dipstick dengan instrument otomatis lebih di anjurkan untuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara visual.

Uji Fouchet
1. Ke dalam 12 ml urin, tambahkan 3 ml barium klorida dan 3 tetes ammonium sulfat jenuh.
2. Centrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 3500 rpm.
3. Buang supernatant, tambahkan 2 tetes larutan Fouchet pada endapan.
Amati perubahan warna yang terjadi.
Reaksi negatif jika tidak tampak perubahan warna.
Reaksi positif jika terjadi perubahan warna : hijau atau biru.
Pengujian harus di lakukan dalam waktu 1 jam, dan urin harus di hindarkan dari pancaran sinar matahari (sinar ultraviolet) langsung agar bilirubin tidak teroksidasi menjadi biliverdin.

Nilai Rujukan
Normal : negatif (kurang dari 0.5mg/dl)

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium :
Uji dengan reaksi Diazo.
- Reaksi negatif palsu terjadi bila urin mengandung banyak asam askorbat (vitamin C), kadar nitrit dalam urine meningkat, asam urat tinggi, serta bila bilirubin teroksidasi menjadi biliverdin akibat spesimen urin terkena sinar matahari (ultraviolet) langsung.
- Hasil positif palsu dapat dijumpai pada pemakaian obat yang menyebabkan urine menjadi berwarna merah.

Uji Fouchet
- Reaksi negative palsu terjadi bila bilirubin teroksidasi menjadi biliverdin akibat penundaan pemeriksaan.
- Reaksi positif palsu oleh adanya metabolit aspirin, urobilin atau indikan, urobilinogen.
  • E. SEDIMEN URINE
 Prinsip : urine mengandung unsur-unsur organik, diendapkan dengan cara di centrifuge, endapan diperiksa dibawah mikroskop.

 Alat dan bahan:
1. Mikroskop Centrifuge 
2. Tabung centrifuge
3. Objek gelas
4. Dek gelas
5. Pipet tetes

Prosedur : 
  1. Ambil urine kemudian masukkan kedalam tabung centrifuge kemudian ¾ bagian tabung, lalu putar dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.
  2. Buang sisa cairan sehingga yang tersisa cuma endapannya.
  3. Ambil endapan tersebut kemudian teteskan 1 tetes diatas objek gelas lalu tutup dengan menggunakan cover glass.
  4. Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 40 x.
Pembacaan
  •  1. Organik
• Lekosit
• Eritrosit
• Sel epitel
• Spermatozoa
• Silinder
• Benang hialin
  • 2. Anorganik
• Calsium oxalate
• Calcium carbonat
• Triple phospat
• Urat amorf
• Urid acid
  • F. PEMERIKSAAN UROBILIN
Urobilin merupakan pigmen empedu, tidak berbentuk, berwarna ke coklat-coklatan.
Pemeriksaan terhadap keberadaan urobilin dengan menggunakan reagen tertentu (misal: Schlezinger).
Hasil positif 1(+), atau positif 2(++) dilihat dari adanya fluoresensi hijau.
  • G. PEMERIKSAAN UROBILINOGEN
Urobilinogen merupakan senyawa tak berwarna dibentuk dalam usus dengan mereduksi bilirubin, diekskresikan melalui feaces dan urine dan teroksidasi dalam bentuk urobilin.
Tes untuk melihat keberadaan urobilinogen dalam urine diperlukan bahan segar.
Normalnya negative (-).
  • H. PEMERIKSAAN BENDA KETON
Pemeriksaan untuk menemukan keberadaan zat keton dalam urine meliputi aseton, asam asetoasetat, asam beta hidroksi butirat.
Bahan yang digunakan adalah urine segar karena benda keton ini mudah menguap.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara mencampurkan urine dengan reagen (Rothera, Gedhadt) dan diamati adanya perubahan warna.
Dinyatakan positif (+) apabila terjadi warna ungu kemerahan pada batas kedua cairan.
Makin cepat terjadi warna ungu dan makin tua warnanya menggambarkan makin tinggi konsentrasi keton dalam urine.
Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang mengalami gangguan metabolisme berat terutama pada penderita DM
  • I. PEMERIKSAAN ASAM URAT
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin dan sulit larut dalam air.
Konsentrasi tinggi dalam urine dapat membentuk batu asam urat dan mencerminkan kadar asam urat dalam darah yang tinggi dengan segala akibatnya.
Pemeriksaan asam urat (uric acid) dalam urine bertujuan untuk mendeteksi asam urat secara kuantitatif dan kualitatif.
Biasanya dilakukan pada pasien dengan gangguan ginjal, penyakit gout, radang sendi, batu ginjal/saluran kencing.
  • J. PEMERIKSAAN GM TEST
Galli Mainini Test Adalah test dengan cara menyuntikan urine wanita yang diduga hamil kedalam tubuh katak jantan. Apabila dalam urine katak jantan terdapat spermatozoa hasil sekresi maka tes dinyatakan (+) atau ada kehamilan
  • K.1. PLANO TEST ( TES KEHAMILAN )
 Metode : Imunokromatoggrafi
 Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya hormone HCG dalam sampel urine.
 Prinsip : Akan terbentuk 2 garis merah apabila dalam urine terdapat hormone HCG ( Human Chroconic Gonodotropin ).
 Alat dan Bahan :
1. Wadah urine
2. Strip plano test
3. Urine
 Prosedur :
1. Siapkan sampel urine pada wadah yang telah di siapkan.
2. Strip dicelupkan pada wadah yang berisi sampel urine sampai garis tanda panah.
3. Dibaca pada waktu 10 menit dan bila terdapat 2 garis merah berarti positif.
 Pembacaan hasil :
 (+) : Terdapat 2 garis merah
 (–) : Terdapat 1 garis merah
  • K.2. PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN IMUNOLOGIK
Tujuan: untuk mengetahui kehamilan dengan tes serologi
Prinsip:
1. Reaksi hambatan aglutinasi antara antibodi HCG dengan lateks (reagen) oleh HCG
2. Lateks akan diendapkan oleh antibodi HCG
3. Adanya HCG bebas dalam urine >> antibodi akan dinetralkan >> sehingga pengendapan tidak terjadi
Alat yg diperlukan: 
- Kaca obyek
- pipet
- pengaduk

Reagen:
 Antibodi HCG serum, HCG-lateks (antigen)

 Cara pemeriksaan:
1 tetes urine + 1 tetes anti serum pada kaca obyek dan aduk
Tambah 1 tetes antigen >> goyang >> baca Hasil

 Positif: tidak ada penggumpalan
 Negatif: ada penggumpalan
  • L. PEMERIKSAAN DARAH SAMAR
Tes ini bertujuan untuk mendeteksi adanya hemoglobin dalam urine dengan metode tertentu (misal: benzidine tes atau guayac tes).
Dinyatakan positif apabila ada perubahan warna menjadi hilau (+) sampai biru tua (++++).
Dinyatakan negatif (-) apabila tak ada perubahan warna.
Tes positif (+) berarti ditemukan hemoglobin dalam urine yang mungkin disebabkan oleh pendarahan atau radang pada ginjal / saluran kencing




SUMBER PUSTAKA : Ensiklopedi indonesia ,Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas  depkes 1991 ,Dan berbagai Sumber

Definisi kimia , Sifat kimia,Reaksi kimia, Kimia organik



DEFENISI KIMIA

     Kimia (dari bahasa Arab "seni transformasi" dan bahasa Yunani wgle_a khemeia"alkimia") adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari.Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dgn tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pd tingkat makroskopik.
Menurut kimia modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan oleh gaya antar atom.
             Kimia sering disebut sebagai "ilmu pusat" karena menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan, nano teknologi, biologi,farmasi, kedokteran, bio informatika, dan geologi.
Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu.sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom & molekul. Kimia mempelajari komposisi, struktur, dan sifat zat kimia dan transformasi yang dialaminya. Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan dua zat atau antara materi dan energi, terutama dalam hubungannya dengan hukum pertama termo dinamika.
      Kimia tradisional melibatkan interaksi antara zat kimia dalam reaksi kimia,yang mengubah satu atau lebih zat menjadi satu atau lebih zat lain.Kadang reaksi ini digerakkan oleh pertimbangan entalpi, seperti ketika dua zat berentalpi tinggi seperti hidrogen & oksigen elemental bereaksi membentuk air, zat dengan entalpi lebih rendah. Reaksi kimia dapat difasilitasi suatu katalis, yang umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam media reaksi tapi tidak dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang mengkatalisasi elektrolisis air) atau fenomena immaterial (seperti radiasi elektromagnet dlm reaksi fotokimia).Kimia tradisional juga menangani analisis zat kimia, baik di dalam maupun di luar suatu reaksi,seperti dalam spektroskopi.
      Semua materi normal terdiri dari atom atau komponen-komponen sub atom yang membentuk atom , proton, elektron & neutron.Atom dapat dikombinasikan untuk menghasilkan bentuk materi yang lebih kompleks seperti ion, molekul, atau kristal. Struktur dunia yang kita jalani sehari-hari & sifat materi yang berinteraksi dengan kita ditentukan oleh sifat zat-zat kimia & interaksi antar mereka.Baja lebih keras dari besi karena atom-atomnya terikat dalam struktur kristal yang lebih kaku. Kayu terbakar atau mengalami oksidasi cepat karena ia dapat bereaksi secara spontan dengan oksigen pd suatu reaksi kimia jika berada di atas suatu suhu tertentu. Zat cenderung diklasifikasikan berdasarkan energi, fase, atau komposisi kimianya.
      Materi digolong dalam 4 fase,urutan dari yang memiliki energi paling rendah adalah:
1. padat
2. cair
3. gas
4. plasma.
  • Zat padat memiliki struktur tetap pada suhu kamar yang dapat melawan gravitasi atau gaya lemah lain yang mencoba merubahnya.
  • Zat cair memiliki ikatan yang terbatas,tanpa struktur,akan mengalir bersama gravitasi.
  • Gas tidak memiliki ikatan& bertindak sebagai partikel bebas.
  • Plasma hanya terdiri dari ion- ion yang bergerak bebas ,pasokan energi yang berlebih mencegah ion-ion ini bersatu menjadi partikel unsur. 
Dari keempat jenis fase ini, fase plasma hanya dapat ditemui di luar angkasa yang berupa bintang, karena kebutuhan energinya yang teramat besar.
satu cara untuk membedakan ketiga fase pertama adalah dengan volume & bentuknya, kasarnya.
  • zat padat memiliki volume dan bentuk yang tetap.
  • zat cair memiliki volume tetap tapi tanpa bentuk yang tetap.
  • gas tidak memiliki baik volume ataupun bentuk yang tetap. Air yang dipanaskan akan berubah fase menjadi uap air.

SIFAT KIMIA

      Sifat kimia umumnya merujuk pada sifat suatu materi pada kondisi ambien atau sekitar, yaitu pada :
  • suhu kamar
  • tekanan atmosfer
  • atmosfer beroksigen.
      Sifat ini terutama timbul pada reaksi kimia dan hanya dapat diamati dengan mengubah identitas kimiawi suatu zat. Sifat kimia dapat digunakan untuk menyusun klasifikasi kimia. sifat kimia biasanya digunakan untuk menyatakan, antara lain elektronegativitas potensial ionisasi jenis ikatan kimia yang dibentuk, antara lain :
  • logam
  • ion
  • kovalen.

REAKSI KIMIA

       Reaksi kimia adalah suatu reaksi antar senyawa kimia atau unsur kimia yang melibatkan perubahan struktur dari molekul, yang umumnya berkaitan dengan pembentukan dan pemutusan ikatan kimia.
Dalam suatu reaksi kimia terjadi proses ikatan kimia,di mana atom zat mula-mula (edukte) bereaksi menghasilkan hasil ( produk).berlangsungnya proses ini dapat memerlukan energi (reaksi endotermal) atau melepaskan energi (reaksi eksotermal).
      
      Ciri-ciri reaksi kimia :
  • Terbentuknya endapan Terbentuknya gas contoh : Mg + H2SO4 --> MgSO4 + H2
  • Terjadinya perubahan warna
  • Terjadinya perubahan suhu atau temperatur Kecepatan Reaksi.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi kecepatan reaksi antara lain :
  • Kecepatan Reaksi dipengaruhi oleh ukuran partikel / zat Semakin luas permukaan zat maka semakin banyak tempat bersentuhan untuk berlangsungnya reaksi Luas permukaan zat dapat dicapai dengan cara memperkecil ukuran zat tersebut. Contoh : Kentang yang di iris tipis lebih cepat matang dibandingkan kentang yang berukuran besar dan belum di iris tipis.
  • Kecepatan Reaksi dipengaruhi oleh suhu atau temperatur Suhu juga dapat mempengaruhi kecepatan reaksi. Contoh: Susu yang di larutkan dengan air panas lebih cepat larut dibandingkan susu yang dilarutkan dgn air dingin .

KIMIA ORGANIK

          Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai :
  • struktur
  • sifat
  • komposisi
  • reaksi
  • sintesis senyawa organik.
        Senyawa organik dibangun terutama oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang.
Definisi asli dari kimia organik ini berasal dari kesalah pahaman bahwa semua senyawa organik pasti berasal dari organisme hidup, namun telah dibuktikan bahwa ada beberapa perkecualian. Bahkan sebenarnya, kehidupan juga sangat bergantung pada kimia anorganik, sebagai contoh, banyak enzim yang mendasarkan kerjanya pada logam transisi seperti besi dan tembaga, juga gigi dan tulang yang komposisinya merupakan campuran dari senyama organik maupun anorganik.
Contoh lainnya adalah larutan HCl, larutan ini berperan besar dalam proses pencernaan makanan yang hampir seluruh organisme (terutama organisme tingkat tinggi) memakai larutan HCl untuk mencerna makanannya, yang juga digolongkan dalam senyawa anorganik.
       Mengenai unsur karbon,kimia anorganik biasanya berkaitan dengan senyawa karbon yang sederhana yang tidak mengandung ikatan antar karbon misalnya oksida, garam, asam, karbid, dan mineral. Namun hal ini tidak berarti bahwa tidak ada senyawa karbon tunggal dalam senyawa organik misalnya metan dan turunannya.
Satu sejarah Kimia organik sebagai suatu ilmu secara umum disetujui telah dimulai pada tahun 1828 dgn sintesis urea organik oleh Friedrich Woehler, yg secara tidak sengaja menguapkan larutan amonium sianat [NH4OCN].

KIMIA ANORGANIK

            Kimia anorganik adalah cabang kimia yang mempelajari sifat dan reaksi senyawa anorganik.
Ini mencakup semua senyawa kimia kecuali yang berupa rantai atau cincin atom-atom karbon, yang disebut senyawa organik dan dipelajari dalam kimia organik.
Perbedaan antara kedua bidang ilmu ini tidak mutlak dan banyak tumpang-tindih, khususnya dalam sub bidang kimia organo logam.


                                                                    KELARUTAN ZAT

          Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent).
Kelarutan di nyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yg larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut : larutan jenuh.
Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air.
Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut MISCIBLE.
         Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun campuran.Zat yang terlarut dapat berupa gas, cairan lain, atau padat.
Kelarutan bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida dalam air.
Istilah "tak larut" (insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut.
Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat di lampaui untuk menghasilkan suatu larutan yg disebut lewat jenuh(supersaturated) yang metastabil.
Hubungan kelarutan dan suhu untuk beberapa jenis garam.

                                                          METABOLISME KARBOHIDRAT

1. Terminologi yang berhubungan dengan metabolisme karbohidrat yaitu :
  • Glikogenesis : proses pembentukan glikogen terutama di hati dan otot dari glukosa hasil metabolisme karbohidrat.
  • Glikogenolisis : Pemecahan glikogen menjadi glukosa.
  • Glukoneogenesis : Pembentukan glukosa bukan dari karbohidrat. Bisa dari lemak dan protein.
  • Glukolisis : proses pemecahan glukosa dalam darah untuk menghasilkan energi.
  • Lipogenesis : pembentukan lemak dari karbohidrat.
  • Lipolisis : pemecahan lemak menghasilkan asam lemak.

2. Pencernaan Penyerapan Makanan :
  • Mulut : amilum dengan bantuan enzim ptialin dirubah menjadi dekstrin dan maltosa.
  • Lambung : proses pencernaan berlangsung dengan bantuan asam lambung/HCl, enzim ptialin di inaktifasi oleh asam lambung.
  • Duodenum : Makanan yang masuk ke duodenum merangsang pankreas menghasilkan Natrium Bikarbonat (NaHCO3) dan Amilase pankreas (Amilopsin). Makanan tersebut dirubah menjadi disakarida dan monosakarida.
> disakarida : diproses dengan enzim disakaridase (maltose, laktose dan sukrase) menjadi monosakarida .
> monosakarida : diserap secara difusi dan transfer aktif ke dalam ileum dan jejenum lalu diteruskan ke hati lewat vena porta.

3. Metabolisme glukosa Adalah proses pemecahan glukosa untuk menghasilkan ATP sebagai cadangan energi.

4. Regulasi Glukosa dalam darah :
  • Insulin di hasilkan oleh sel-sel beta pulau-pulau langerhans di pankreas. Berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa di dalam darah.
  • Glukagon Dihasilkan oleh sel-sel alfa pulau - pulau langerhans di pankreas. Berfungsi untuk menaikkan kadar glukosa di dalam darah.
  • Epinefrin Dihasilkan oleh medula pararenalis / anak ginjal.
  • Glukokortikoid (Kortison) Dihasilkan oleh korteks medula pararenalis.
  • Tiroksin / Thyroxine (T4).
  • Growth Hormone.








SUMBER PUSTAKA : Ensiklopedi indonesia ,Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas  depkes 1991 ,Dan berbagai Sumber

Mikroskop Electron


     Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.

1. FENOMENA ELEKTRON
     Pada tahun 1920 ditemukan suatu fenomena di mana elektron yang dipercepat dalam suatu kolom elektromagnet, dalam suasana hampa udara (vakum) berkarakter seperti cahaya, dengan panjang gelombang yang 100.000 kali lebih kecil dari cahaya. Selanjutnya ditemukan juga bahwa medan listrik dan medan magnet dapat berperan sebagai lensa dan cermin seperti pada lensa gelas dalam mikroskop cahaya.

2. JENIS MIKROSKOP ELEKTRON

    A. Mikroskop transmisi elektron (TEM)
   Mikroskop transmisi elektron (Transmission electron microscope-TEM)adalah sebuah mikroskop elektron yang cara kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide, di mana elektron ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan pengamat mengamati hasil tembusannya pada layar.
  a.1. SEJARAH PENEMUAN
  Seorang ilmuwan dari universitas Berlin yaitu Dr. Ernst Ruska [1] menggabungkan penemuan ini dan membangun mikroskop transmisi elektron (TEM) yang pertama pada tahun 1931.
Untuk hasil karyanya ini maka dunia ilmu pengetahuan menganugerahinya hadiah Penghargaan Nobel dalam fisika pada tahun 1986.
Mikroskop yang pertama kali diciptakannya adalah dengan menggunakan dua lensa medan magnet, namun tiga tahun kemudian ia menyempurnakan karyanya tersebut dengan menambahkan lensa ketiga dan mendemonstrasikan kinerjanya yang menghasilkan resolusi hingga 100 nanometer (nm) (dua kali lebih baik dari mikroskop cahaya pada masa itu).
   a.2. CARA KERJA
     Mikroskop transmisi electron saat ini telah mengalami peningkatan kinerja hingga mampu menghasilkan resolusi hingga 0,1 nm ( atau 1 angstrom ) atau sama dengan pembesaran sampai satu juta kali. Meskipun banyak bidang-bidang ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dengan bantuan mikroskop transmisi elektron ini.
Adanya persyaratan bahwa "obyek pengamatan harus setipis mungkin" ini kembali membuat sebagian peneliti tidak terpuaskan, terutama yang memiliki obyek yang tidak dapat dengan serta merta di pertipis.
Karena itu pengembangan metode baru mikroskop elektron terus dilakukan.
   a.3. PREPARASI SEDIAAN
    Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan persiapan sediaan dengan tahap sebagai berikut :
  • melakukan fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah struktur sel yang akan diamati. fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa glutaraldehida atau osmium tetroksida.
  • pembuatan sayatan, yang bertujuan untuk memotong sayatan hingga setipis mungkin agar mudah diamati di bawah mikroskop. Preparat dilapisi dengan monomer resin melalui proses pemanasan, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan menggunakan mikrotom. Umumnya mata pisau mikrotom terbuat dari berlian karena berlian tersusun dari atom karbon yang padat. Oleh karena itu, sayatan yang terbentuk lebih rapi. Sayatan yang telah terbentuk diletakkan di atas cincin berpetak untuk diamati. 
  • pelapisan / pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang akan diamati dengan lingkungan sekitarnya,pelapisan / pewarnaan dapat menggunakan logam berat seperti uranium dan timbal.

    B. Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)
       
     Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)adalah merupakan salah satu tipe yang merupakan hasil pengembangan dari mikroskop transmisi elektron (TEM).
Pada sistem STEM ini, electron menembus spesimen namun sebagaimana halnya dengan cara kerja SEM, optik elektron terfokus langsung pada sudut yang sempit dengan memindai obyek menggunakan pola pemindaian dimana obyek tersebut dipindai dari satu sisi ke sisi lainnya (raster) yang menghasilkan lajur-lajur titik (dots) yang membentuk gambar seperti yang dihasilkan oleh CRTpada televisi/ monitor.

    C. Mikroskop pemindai elektron (SEM)
   
   Mikroskop pemindai elektron (SEM) yang digunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur jasad renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi.
  
    c.1. SEJARAH PENEMUAN
  Tidak diketahui secara persis siapa sebenarnya penemu Mikroskop pemindai elektron (Scanning Electron Microscope-SEM) ini.publikasi pertama kali yang mendiskripsikan teori SEM dilakukan oleh fisikawan Jerman dR. Max Knoll pada 1935, meskipun fisikawan Jerman lainnya Dr. Manfred von Ardenne mengklaim dirinya telah melakukan penelitian suatu fenomena yang kemudian disebut SEM hingga tahun 1937. Mungkin karena itu, tidak satu pun dari keduanya mendapatkan hadiah nobel untuk penemuan itu.
Pada 1942 tiga orang ilmuwan Amerika yaitu Dr. Vladimir Kosma Zworykin [2], Dr. James Hillier, dan Dr. Snijder, benar-benar membangun sebuah mikroskop elektron metode pemindaian (SEM) dengan resolusi hingga 50 nm atau magnifikasi 8.000x.
Sebagai perbandingan SEM modern sekarang ini mempunyai resolusi hingga 1 nm atau pembesaran 400.000 kali.mikroskop elektron cara ini memfokuskan sinar elektron (electron beam) di permukaan obyek dan mengambil gambarnya dengan mendeteksi elektron yang muncul dari permukaan obyek.
  
     c.2. CARA KERJA
   Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada mikroskop optic dan TEM.pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru (elektron sekunder) atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan sampel tersebut dipindai dengan sinar elektron.
Elektron sekunder atau elektron pantul yang terdeteksi selanjutnya diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam gradasi gelap-terang pada layar monitor CRT(cathode ray tube).
Di layar CRT inilah gambar struktur obyek yang sudah diperbesar bisa dilihat.Pada proses operasinya, SEM tidak memerlukan sampel yang di tipiskan, sehingga bisa digunakan untuk melihat obyek dari sudut pandang 3 dimensi.
  
     c.3. PREPARASI SEDIAAN
    Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan persiapan sediaan dengan tahap sebagai berikut :
  • melakukan fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah struktur sel yang akan di amati. fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa glutaraldehida atau osmium tetroksida.
  • dehidrasi, yang bertujuan untuk memperendah kadar air dalam sayatan sehingga tidak mengganggu proses pengamatan.
  • pelapisan / pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang akan diamati dengan lingkungan sekitarnya.pelapisan/pewarnaan dapat menggunakan logam mulia seperti emas dan platina.
    D. Mikroskop Pemindai Lingkungan Elektron (ESEM)
    Mikroskop ini adalah merupakan pengembangan dari SEM, yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Environmental SEM (ESEM) yang dikembangkan guna mengatasi obyek pengamatan yang tidak memenuhi syarat sebagai obyek TEM maupun SEM.
Obyek yang tidak memenuhi syarat seperti ini biasanya adalah bahan alami yang ingin diamati secara detil tanpa merusak atau menambah perlakuan yang tidak perlu terhadap obyek yang apabila menggunakan alat SEM konvensional perlu ditambahkan beberapa trik yang memungkinkan hal tersebut bisa terlaksana.

d.1. SEJARAH PENEMUAN
  Teknologi ESEM ini dirintis oleh Gerasimos D. Danilatos, seorang kelahiran Yunani yang bermigrasi ke Australia pada akhir tahun 1972 dan memperoleh gelar Ph.D dari Universitas New South Wales (UNSW) pada tahun 1977 dengan judul disertasi Dynamic Mechanical Properties of Keratin Fibres.
Dr. Danilatos ini dikenal sebagai pionir dari teknologi ESEM, yang merupakan suatu inovasi besar bagi dunia mikroskop elektron serta merupakan kemajuan fundamental dari ilmu mikroskopi.
  Dengan teknologi ESEM ini maka dimungkinkan bagi seorang peneliti untuk meneliti sebuah objek yang berada pada lingkungan yang menyerupai gas yang bertekanan rendah (low-pressure gaseous environments) misalnya pada 10-50 Torr serta tingkat humiditas diatas 100%.dalam arti kata lain ESEM ini memungkinkan dilakukannya penelitian obyek baik dalam keadaan kering maupun basah.
  Sebuah perusahaan di Boston yaitu Electro Scan Corporation pada tahun 1988 ( perusahaan ini diambil alih oleh Philips pada tahun 1996- sekarang bernama FEI Company [3] telah menemukan suatu cara guna menangkap elektron dari obyek untuk mendapatkan gambar dan memproduksi muatan positif dengan cara mendesain sebuah detektor yang dapat menangkap elektron dari suatu obyek dalam suasana tidak vakum sekaligus menjadi produsen ion positif yang akan dihantarkan oleh gas dalam ruang obyek ke permukaan obyek.
   Beberapa jenis gas telah dicoba untuk menguji teori ini, di antaranya adalah beberapa gas ideal, gas, dan lain lain.Namun, yang memberikan hasil gambar yang terbaik hanyalah uap air.Untuk sample dengan karakteristik tertentu uap air kadang kurang memberikan hasil yang maksimum.
Pada beberapa tahun terakhir ini peralatan ESEM mulai dipasarkan oleh para produsennya dengan mengiklankan gambar-gambar jasad renik dalam keadaan hidup yang selama ini tidak dapat terlihat dengan mikroskop elektron.

d.2. CARA KERJA
 Pertama-tama dilakukan suatu upaya untuk menghilangkan penumpukan elektron (charging) di permukaan obyek, dengan membuat suasana dalam ruang sample tidak vakum tetapi diisi dengan sedikit gas yang akan mengantarkan muatan positif ke permukaan obyek, sehingga penumpukan elektron dapat dihindari.
    Hal ini menimbulkan masalah karena kolom tempat elektron dipercepat dan ruang filamen di mana elektron yang dihasilkan memerlukan tingkat vakum yang tinggi.
Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan memisahkan sistem pompa vakum ruang obyek dan ruang kolom serta filamen, dengan menggunakan sistem pompa untuk masing - masing ruang.
Di antaranya kemudian dipasang satu atau lebih piringan logam platina yang biasa disebut (aperture) berlubang dengan diameter antara 200 hingga 500 mikrometer yang digunakan hanya untuk melewatkan elektron, sementara tingkat kevakuman yang berbeda dari tiap ruangan tetap terjaga.

d.3. TIPE _ TIPE PENGEMBANGAN
  • Mikroskop refleksi elektron (REM).
 Yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Reflection electron microscope (REM), adalah mikroskop elektron yang memiliki cara kerja yang serupa sebagaimana halnya dengan cara kerja TEM namun sistem ini menggunakan deteksi pantulan elektron pada permukaan objek.
Tehnik ini secara khusus digunakan dengan menggabungkannya dengan tehnik Refleksi difraksi elektron energi tinggi (Reflection High Energy Electron Diffraction) dan tehnik Refleksi pelepasan spektrum energi tinggi (reflection high-energy loss spectrum- RHELS)
  • Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM).
    Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM) ini adalah merupakan Variasi lain yang dikembangkan dari teknik yang sudah ada sebelumnya, yang digunakan untuk melihat struktur mikro dari medan magnet (en:magnetic domains).

d.4. TEKHNIK PEMBUATAN PREPARAT.
 Teknik yang digunakan pada mikroskop elektron Materi yang akan dijadikan objek pemantauan dengan menggunakan mikroskop elektron ini harus diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu sampel yang memenuhi syarat untuk dapat digunakan sebagai preparat pada mikroskop elektron. Teknik yang digunakan dalam pembuatan preparat ada berbagai macam tergantung pada spesimen dan penelitian yang dibutuhkan, antara lain :
  • Kriofiksasi yaitu : Suatu metode persiapan dengan menggunakan teknik pembekuan spesimen dengan cepat yang menggunakan nitrogen cair ataupun helium cair, dimana air yang ada akan membentuk kristal-kristal yang menyerupai kaca.Suatu bidang ilmu yang disebut mikroskopi cryo-elektron (cryo-electron microscopy) telah dikembangkan berdasarkan tehnik ini.Dengan pengembangan dari Mikroskopi cryo-elektron dari potongan menyerupai kaca (vitreous) atau disebut cryo-electron microscopy of vitreous sections (CEMOVIS), maka sekarang telah dimungkinkan untuk melakukan penelitian secara virtual terhadap specimen biologi dalam keadaan aslinya.
  • Fiksasi yaitu : suatu metode persiapan untuk menyiapkan suatu sampel agar tampak realistik (seperti kenyataannya ) dengan menggunakan glutaraldehid dan osmium tetroksida.
  • Dehidrasi  yaitu : suatu metode persiapan dengan cara menggantikan air dengan bahan pelarut organik seperti misalnya ethanol atau aceton.
  • Penanaman (Embedding) - yaitu suatu metode persiapan dengan cara menginfiltrasi jaringan dengan resin seperti misalnya araldit atau epoksi untuk pemisahan bagian.
  • Pembelahan (Sectioning) yaitu : suatu metode persiapan untuk mendapatkan potongan tipis dari spesimen sehingga menjadikannya semi transparan terhadap elektron. Pemotongan ini bisa dilakukan dengan ultramicrotome dengan menggunakan pisau berlian untuk menghasilkan potongan yang tipis sekali. Pisau kaca juga biasa digunakan oleh karena harganya lebih murah.
  • Pewarnaan (Staining)  yaitu : suatu metode persiapan dengan menggunakan metal berat seperti timah, uranium, atau tungsten untuk menguraikan elektron gambar sehingga menghasilkan kontras antara struktur yang berlainan di mana khususnya materi biologikal banyak yang warnanya nyaris transparan terhadap elektron (objek fase lemah).
  • Pembekuan fraktur (Freeze-fracture) yaitu : suatu metode persiapan yang biasanya digunakan untuk menguji membran lipid. Jaringan atau sel segar didinginkan dengan cepat (cryofixed) kemudian di patah-patahkan atau dengan menggunakan microtome sewaktu masih berada dalam keadaan suhu nitrogen ( hingga mencapai -100% Celsius). Patahan beku tersebut lalu di uapi dengan uap platinum atau emas dengan sudut 45 derajat pada sebuah alat evaporator [ en:evaporator ] tekanan tinggi.
  • Ion Beam Milling yaitu : suatu metode mempersiapkan sebuah sampel hingga menjadi transparan terhadap elektron dengan menggunakan cara pembakaran ion ( biasanya digunakan argon ) pada permukaan dari suatu sudut hingga memercikkan material dari permukaannya. Kategori yang lebih rendah dari metode Ion Beam Milling ini adalah metode berikutnya adalah metode Focused ion beam milling, dimana galium ion digunakan untuk menghasilkan selaput elektron transparan pada suatu bagian spesifik pada sampel.
  • Pelapisan konduktif (Conductive Coating) yaitu : suatu metode mempersiapkan lapisan ultratipis dari suatu material electrically-conducting. Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya akumulasi dari medan elektrik statis pada spesimen sehubungan dengan elektron irradiasi sewaktu proses penggambaran sampel. Beberapa bahan pelapis termasuk emas, palladium (emas putih), platinum, tungsten, graphite dan lain-lain, secara khusus sangatlah penting bagi penelitian spesimen dengan SEM





SUMBER PUSTAKA : Ensiklopedi indonesia ,Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas  depkes 1991 ,Dan berbagai Sumber

Sejarah Penemuan Mikroskop



  • A. SEJARAH PENEMUAN
        Mikroskop ( bahasa Yunani : micron = kecil dan scopos = tujuan ) adalah sebuah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Dalam sejarah, yang dikenal sebagai pembuat mikroskop pertama kali adalah 2 ilmuwan Jerman, yaitu Hans Janssen dan Zacharias Janssen (ayah-anak) pada tahun 1590.

Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuan lain, seperti Galileo Galilei (Italia), untuk membuat alat yang sama. Galileo menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609, dan mikroskop yang dibuatnya dikenal dengan nama mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga disebut mikroskop optik.
        Pada 1674 Anthony Van Leuwenhook Berasal dari Negara Belanda dengan menggunakan mikroskop sederhana, dia dapat melihat mikroorganisme. Mikroorganime terlihat dari setetes air danau yang diamati dengan menggunakan suatu lensa gelas. Benda-benda itu disebut ‘animalcules’ terlihat dalam berbagai bentuk, ukuran dan warna.

 Leeuwenhoek mengamati organisme yang dikorek dari sela-sela giginya. Kemudian hasil pengamatannya digambarkan dalam bentuk sketsa sel bakteri dengan bentuk seperti bola, batang, dan spiral sama seperti bentuk bakteri yang dikenal pada saat ini.
Leeuwenhoek telah membuat lebih dari 500 gambar mikroskop. Dalam desain dasar mikroskop Leeuwenhoek, sebagian orang menganggap itu hanyalah kaca pembesar (karena hanya terbuat dari 1 lensa saja),
Dan dengan ketrampilan Leewenhoek dalam membuat lensa, dia berhasil membuat mikroskop yang mampu memperbesar objek sampai lebih dari 200 kali sehingga gambar yang dihasilkan lebih jelas dan lebih terang.
  • B. JENIS MIKROSKOP
        Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut.
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu:
  1. mikroskop cahaya
  2. mikroskop elektron.
Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu :
  1. berdasarkan kegiatan pengamatan
  2. kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan.
Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel.
Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 [satu] lensa okuler dan binokuler memiliki 2 [dua] lensa okuler.
Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
  1. Mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan pelajar)
  2. Mikroskop riset ( mikroskop dark-field, fluoresens, fase kontras, Nomarski DIC, dan konfokal ).

  • C. STRUKTUR MIKROSKOP
        Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:
1. Bagian optik, yang terdiri dari :
*kondensor
*lensa objektif
*lensa okuler.
2. Bagian non-optik, yang terdiri dari:
*kaki
*lengan mikroskop
*diafragma
*meja objek
*pemutar halus
*kasar
*penjepit kaca objek
*sumber cahaya.

  • D. PEMBESARAN
         Tujuan mikroskop cahaya dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari benda yang dimikroskop lebih besar. Pembesaran ini tergantung pada berbagai faktor, diantaranya:
  1. Titik fokus
  2. Lensa ( objektif f1 dan okuler f2, panjang tubulus atau jarak (t) lensa objektif terhadap lensa okuler
  3. Jarak pandang mata normal (sn).

  • E. SIFAT BAYANGAN
        Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan di perbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler.
Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar.
Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar.Jika seseorang yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf A di bawah mikroskop, maka yang ia lihat adalah huruf A yang terbalik dan diperbesar.

MIKROSKOP CAHAYA
        Mikroskop cahaya atau dikenal juga dengan nama "Compound light microscope" adalah sebuah mikroskop yang menggunakan cahaya lampu sebagai pengganti cahaya matahari sebagaimana yang digunakan pada mikroskop konvensional. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor.

1. JENIS LENSA
Mikroskop cahaya menggunakan tiga jenis lensa, yaitu :
  •  Lensa obyektif,
  •  Lensa okuler,
  •  Kondensor.
        Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop sedangkan penggunaan lensa okuler terletak pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal ( monokuler ) atau ganda ( binokuler ). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat.
Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor.
Bagian mekanis berguna untuk menggerakkan dan memudahkan penggunaan mikroskop. Bagian tersebut di antaranya landasan/ dasar/kaki mikroskop dan pegangan mikroskop. Selain itu, ada bagian yang berguna untuk pengatur fokus, yaitu pemutar kasar (makrometer) dan pemutar halus (mikrometer).

2. CARA KERJA
  • Lensa obyektif berfungsi guna pembentukan bayangan pertama dan menentukan struktur serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir serta berkemampuan untuk memperbesar bayangan obyek sehingga dapat memiliki nilai "apertura" yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
  • Lensa okuler, adalah lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif berkisar antara 4 hingga 25 kali
  • Lensa kondensor, adalah lensa yang berfungsi guna mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan dilihat sehingga dengan pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal.Jika daya pisah kurang maksimal maka dua benda akan terlihat menjadi satu dan pembesarannyapun akan kurang optimal.
3. PREPARASI SEDIAAN
Persiapan preparat di dalam mikroskop cahaya terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
  • Preparat Non-permanen, yang dapat diperoleh dengan menambahkan air pada sel hidup di atas kaca objek, kemudian diamati di bawah mikroskop.
  • Preparat permanen, yang dapat diperoleh dengan melakukan fiksasi yang bertujuan untuk membuat sel dapat menyerap warna, membuat sel tidak bergerak, mematikan sel, dan mengawetkannya.
Tahap selanjutnya, yaitu pembuatan sayatan, yang bertujuan untuk memotong sayatan hingga setipis mungkin agar mudah diamati di bawah mikroskop. preparat dilapisi dengan monomer resin melalui proses pemanasan karena pada umumnya jaringan memiliki tekstur yang lunak dan mudah pecah setelah mengalami fiksasi.
kemudian dilanjutkan dengan pemotongan menggunakan mikrotom.Umumnya mata pisau mikrotom terbuat dari berlian karena berlian tersusun dari atom karbon yang padat. Oleh karena itu, sayatan yang terbentuk lebih rapi. 
Setelah dilakukan penyayatan, dilanjutkan dengan pewarnaan, yang bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang akan diamati dengan lingkungan sekitarnya.
Setiap pewarna mengikat molekul yang memiliki ke spesifikan tertentu, contohnya : Hematoksilin, yang mampu mengikat asam amino basa ( lisin dan arginin ) pada berbagai protein, dan eosin, yang mampu mengikat molekul asam ( DNA dan rantai samping pada aspartat dan glutamat ).





SUMBER PUSTAKA : Ensiklopedi indonesia ,Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas ,depkes 1991 ,Dan berbagai Sumber