Sabar itu INDAH...Sebaik - baiknya teman duduk adalah BUKU...(RDC.IS) RDC.Is: Pemeriksaan kimia Urine





Pemeriksaan kimia Urine


  • A. Esbach
      Adalah pemeriksaan kuantitatif albumin dalam urine dengan cara mencampurkan larutan asam pikrat 1% dalam air dan larutan asam sitrat 2% dalam air dengan urine. Hasil positif di lihat dengan adanya kekeruhan dan tingkat kekeruhan sesuai dengan kuantitatif protein.

Pemeriksaan PH urine
Prinsip : Perubahan warna pada kertas lakmus bila dalam keadaan keasaman tertentu
Hasil :
  1. Reaksi urine asam : jika lakmus biru berubah jadi merah
  2. Reaksi urine basa : jika lakmus merah berubah jadi biru
  3. Reaksi urine netral : jika lakmus merah / biru , tidak berubah warna

  • B. PEMERIKSAAN PROTEIN
Pemanasan dengan Asam Asetat: 
  1. Masukkan urin yang akan diperiksa ke dalam tabung reaksi sampai 2/3 tabung penuh.
  2. Dengan memegang tabung reaksi tersebut pada ujung bawah, lapisan atas urin itu dipanasi diatas nyala api sampai mendidih selama 30 menit. 
  3. Perhatikan terjadinya kekeruhan di lapisan atas urine itu, dengan membandingkan jernihnya dengan bagian bawah yang tidak dipanasi. Jika terjadi kekeruhan, mungkin ia di sebabkan oleh protein, tetapi mungkin juga disebabkan oleh kalsium pospat / kalsium karbonat. 
  4. Kemudian teteskan kedalam urine yang masih panas itu 3-5 tetes larutan. Asam asetat 6%. Jika kekeruhan itu tetap / bertambah keruh berarti tes protein Positif. 
  5. Panasilah sekali lagi lapisan atas itu sampai mendidih & kemudian berilah penilaian semi kuantitatif kepada hasilnya.
Penilaian Hasil:
  1.  -    : tidak ada kekeruhan.
  2. +    : kekeruhan ringan tanpa butir-butir (0,01-0,05%).
  3. ++  :  kekeruhan mudah di lihat & nampak butir-butir dalam kekeruhan tersebut (0,05-0,2%).
  4. +++ : urine jelas keruh dan kekeruhan berkeping-keping (0,2-0,5%).
  5. ++++  :  sangat keruh dan bergumpal / memadat (>0,5%).
  • C. PEMERIKSAAN REDUKSI
Tujuan : Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya glukosa dalam urine .
Reagensia : (spt : benedict, fehling, nylander).
Penilaian Hasil :
  1. Dinyatakan negative (-) apabila tidak ada perubahan warna, tetap biru sedikit kehijauan (tidak ada glukosa).
  2. Positif 1 (+) : warna hijau kekuningan dan keruh (terdapat 0,5-1% glukosa).
  3. Positif 2 (++) : warna kuning keruh (terdapat 1-1,5% glukosa).
  4. Posistif 3 (+++) : warna jingga, seperti lumpur keruh (2-3,5% glukosa). 
  5. Positif 4 (++++) : merah keruh (> 3,5% glukosa).
Normal : urine reduksi negative.
Reduksi positif dalam urine menunjukkan adanya hiperglikemia di atas 170 mg%, karena nilai ambang batas ginjal untuk absorbs glukosa adalah 170 mg%.
Reduksi positif di sertai hiperglikemia menandakan adanya penyakit diabetes mellitus.
  • D. PEMERIKSAAN BILIRUBIN
Dapat menggunakan reaksi diazo (dengan tablet atau dipstick), atau uji Fouchet (Harison spot test) dengan feri klorida asam (FeCl2).
Uji bilirubinuria dengan reaksi diazo banyak dipakai karena lebih praktis dan lebih sensitif. Di antara dua macam uji diazo, uji tablet (mis. tablet Ictotest) lebih sensitif daripada dipstick.

Reaksi diazo.
1. Kumpulkan spesimen urin pagi atau urine sewaktu/acak (random).
2. Celupkan stik reagen (dipstick) atau tablet Ictotest. Tunggu 30 detik, lalu bandingkan warnanya dengan bagian warna pada botol reagen.
Pembacaan dipstick dengan instrument otomatis lebih di anjurkan untuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara visual.

Uji Fouchet
1. Ke dalam 12 ml urin, tambahkan 3 ml barium klorida dan 3 tetes ammonium sulfat jenuh.
2. Centrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 3500 rpm.
3. Buang supernatant, tambahkan 2 tetes larutan Fouchet pada endapan.
Amati perubahan warna yang terjadi.
Reaksi negatif jika tidak tampak perubahan warna.
Reaksi positif jika terjadi perubahan warna : hijau atau biru.
Pengujian harus di lakukan dalam waktu 1 jam, dan urin harus di hindarkan dari pancaran sinar matahari (sinar ultraviolet) langsung agar bilirubin tidak teroksidasi menjadi biliverdin.

Nilai Rujukan
Normal : negatif (kurang dari 0.5mg/dl)

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium :
Uji dengan reaksi Diazo.
- Reaksi negatif palsu terjadi bila urin mengandung banyak asam askorbat (vitamin C), kadar nitrit dalam urine meningkat, asam urat tinggi, serta bila bilirubin teroksidasi menjadi biliverdin akibat spesimen urin terkena sinar matahari (ultraviolet) langsung.
- Hasil positif palsu dapat dijumpai pada pemakaian obat yang menyebabkan urine menjadi berwarna merah.

Uji Fouchet
- Reaksi negative palsu terjadi bila bilirubin teroksidasi menjadi biliverdin akibat penundaan pemeriksaan.
- Reaksi positif palsu oleh adanya metabolit aspirin, urobilin atau indikan, urobilinogen.
  • E. SEDIMEN URINE
 Prinsip : urine mengandung unsur-unsur organik, diendapkan dengan cara di centrifuge, endapan diperiksa dibawah mikroskop.

 Alat dan bahan:
1. Mikroskop Centrifuge 
2. Tabung centrifuge
3. Objek gelas
4. Dek gelas
5. Pipet tetes

Prosedur : 
  1. Ambil urine kemudian masukkan kedalam tabung centrifuge kemudian ¾ bagian tabung, lalu putar dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.
  2. Buang sisa cairan sehingga yang tersisa cuma endapannya.
  3. Ambil endapan tersebut kemudian teteskan 1 tetes diatas objek gelas lalu tutup dengan menggunakan cover glass.
  4. Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 40 x.
Pembacaan
  •  1. Organik
• Lekosit
• Eritrosit
• Sel epitel
• Spermatozoa
• Silinder
• Benang hialin
  • 2. Anorganik
• Calsium oxalate
• Calcium carbonat
• Triple phospat
• Urat amorf
• Urid acid
  • F. PEMERIKSAAN UROBILIN
Urobilin merupakan pigmen empedu, tidak berbentuk, berwarna ke coklat-coklatan.
Pemeriksaan terhadap keberadaan urobilin dengan menggunakan reagen tertentu (misal: Schlezinger).
Hasil positif 1(+), atau positif 2(++) dilihat dari adanya fluoresensi hijau.
  • G. PEMERIKSAAN UROBILINOGEN
Urobilinogen merupakan senyawa tak berwarna dibentuk dalam usus dengan mereduksi bilirubin, diekskresikan melalui feaces dan urine dan teroksidasi dalam bentuk urobilin.
Tes untuk melihat keberadaan urobilinogen dalam urine diperlukan bahan segar.
Normalnya negative (-).
  • H. PEMERIKSAAN BENDA KETON
Pemeriksaan untuk menemukan keberadaan zat keton dalam urine meliputi aseton, asam asetoasetat, asam beta hidroksi butirat.
Bahan yang digunakan adalah urine segar karena benda keton ini mudah menguap.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara mencampurkan urine dengan reagen (Rothera, Gedhadt) dan diamati adanya perubahan warna.
Dinyatakan positif (+) apabila terjadi warna ungu kemerahan pada batas kedua cairan.
Makin cepat terjadi warna ungu dan makin tua warnanya menggambarkan makin tinggi konsentrasi keton dalam urine.
Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang mengalami gangguan metabolisme berat terutama pada penderita DM
  • I. PEMERIKSAAN ASAM URAT
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin dan sulit larut dalam air.
Konsentrasi tinggi dalam urine dapat membentuk batu asam urat dan mencerminkan kadar asam urat dalam darah yang tinggi dengan segala akibatnya.
Pemeriksaan asam urat (uric acid) dalam urine bertujuan untuk mendeteksi asam urat secara kuantitatif dan kualitatif.
Biasanya dilakukan pada pasien dengan gangguan ginjal, penyakit gout, radang sendi, batu ginjal/saluran kencing.
  • J. PEMERIKSAAN GM TEST
Galli Mainini Test Adalah test dengan cara menyuntikan urine wanita yang diduga hamil kedalam tubuh katak jantan. Apabila dalam urine katak jantan terdapat spermatozoa hasil sekresi maka tes dinyatakan (+) atau ada kehamilan
  • K.1. PLANO TEST ( TES KEHAMILAN )
 Metode : Imunokromatoggrafi
 Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya hormone HCG dalam sampel urine.
 Prinsip : Akan terbentuk 2 garis merah apabila dalam urine terdapat hormone HCG ( Human Chroconic Gonodotropin ).
 Alat dan Bahan :
1. Wadah urine
2. Strip plano test
3. Urine
 Prosedur :
1. Siapkan sampel urine pada wadah yang telah di siapkan.
2. Strip dicelupkan pada wadah yang berisi sampel urine sampai garis tanda panah.
3. Dibaca pada waktu 10 menit dan bila terdapat 2 garis merah berarti positif.
 Pembacaan hasil :
 (+) : Terdapat 2 garis merah
 (–) : Terdapat 1 garis merah
  • K.2. PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN IMUNOLOGIK
Tujuan: untuk mengetahui kehamilan dengan tes serologi
Prinsip:
1. Reaksi hambatan aglutinasi antara antibodi HCG dengan lateks (reagen) oleh HCG
2. Lateks akan diendapkan oleh antibodi HCG
3. Adanya HCG bebas dalam urine >> antibodi akan dinetralkan >> sehingga pengendapan tidak terjadi
Alat yg diperlukan: 
- Kaca obyek
- pipet
- pengaduk

Reagen:
 Antibodi HCG serum, HCG-lateks (antigen)

 Cara pemeriksaan:
1 tetes urine + 1 tetes anti serum pada kaca obyek dan aduk
Tambah 1 tetes antigen >> goyang >> baca Hasil

 Positif: tidak ada penggumpalan
 Negatif: ada penggumpalan
  • L. PEMERIKSAAN DARAH SAMAR
Tes ini bertujuan untuk mendeteksi adanya hemoglobin dalam urine dengan metode tertentu (misal: benzidine tes atau guayac tes).
Dinyatakan positif apabila ada perubahan warna menjadi hilau (+) sampai biru tua (++++).
Dinyatakan negatif (-) apabila tak ada perubahan warna.
Tes positif (+) berarti ditemukan hemoglobin dalam urine yang mungkin disebabkan oleh pendarahan atau radang pada ginjal / saluran kencing




SUMBER PUSTAKA : Ensiklopedi indonesia ,Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas  depkes 1991 ,Dan berbagai Sumber